MANOKWARI, SURYA ARFAK – Melianus Ajoi, mahasiswa program studi Doktor Ilmu Lingkungan berhasil memperoleh nilai A (88) dan meraih gelar doktor setelah berhasil mempertahankan disertasi dengan judul “Etnobotani Bambu pada Suku Mpur dan Suku Miyah dalam Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan di Lembah Kebar Wilayah Kepala Burung New Guinea Indonesia”.
Doktor Melianus Ajoi, S.E, M.Si mempertahankan disertasi di hadapan Prof Dr Ir Rudi Maturbongs M.Si., IPU, Dr Antoni Ungirwalu S.Hut., M.Si, Dr Ir Rully Wurarah M.Si, Prof Dr Ir Budi Santoso M.P, Dr Onasius P Matani S.HUT., M.Sc., IPU, Dr Ir Agustina Yohana S Arobaya M.App., Sc, bertempat di Aula Program Pascasarjana Unipa, Amban, Manokwari, Kamis (7/8/2025).
Dalam pemaparannya, Dr Melianus Ajoi mengungkapkan hasil penelitian tentang eksistensi dan manfaat Bambu bagi masyarakat Suku Mpur dan Suku Miyah Kabupaten Tambrauw.
Bambu memiliki banyak manfaat dan kegunaan selain ekonomi, ritual, material bangunan juga mampu menyimpan air dan menghasilkan oksigen lebih besar dari tumbuhan lain.
“Hasil paling penting dari penelitian ini adalah bagaimana membangun paradigma dan kesadaran masyarakat di Suku Mpur-Miyah tentang potensi besar Bambu memiliki peranan yang sentral dalam kehidupan sehari-hari masyarakat karena multifungsi.
Sementara itu, Direktur Program Pascasarjana Universitas Papua, Prof Dr Ir Budi Santoso MP mengapresiasi keberanian Doktor Melianus Ajoi mengangkat dan mendokumentasikan potensi bambu di wilayah Suku Mpur dan Miyah. Pihaknya berharap penelitian ini terus dikembangkan, sehingga membawa dampak ekonomi bagi masyarakat.
“Semoga hasil penelitian ini dapat membawa manfaat dan menyejahterakan masyarakat melalui pengembangan komoditi bambu,” beber Prof Budi Santoso.
Terpisah, Kepala Biro Umum Setda Papua Barat, Orgenes Ijie S.E., M.M menegaskan hasil penelitian bambu oleh Doktor Melianus Ajoi dapat menjadi rujukan dalam penyusunan rencana pembangunan daerah berkelanjutan berdasarkan potensi daerah.
Tugas pemerintah, sebut Ijie, harus mendukung optimalisasi pemanfaatan bambu, sehingga memiliki nilai tambah dan ekonomis bagi masyarakat.
“Saya mengucapkan selamat kepada Doktor Melianus Ajoi sebagai salah satu birokrat anak asli Papua yang telah meraih gelar akademik ini. Harapan saya, semoga penelitian ini dapat ditindaklanjuti oleh pemerintah untuk mendorong percepatan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat,” tutup Orgenes Ijie. (SA01)