MANOKWARI, SURYA ARFAK – Saat ini sudah ada 261 Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdeskel) Merah Putih di provinsi Papua Barat yang telah berbadan hukum. Manokwari menjadi kabupaten dengan Kopdeskel Merah Putih berbadan hukum terbanyak di Papua Barat.
Saat peluncuran Kopdeskel Merah Putih di Kopdeskel Merah Putih Aimasi, distrik Aimasi, kabupaten Manokwari, Senin (21/7/2025), Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan, menyebut Papua Barat sudah memiliki 261 Kopdeskel yang berbadan hukum.
Rinciannya adalah 9 Koperasi Kelurahan Merah Putih dan 252 Koperasi Desa/Kampung Merah Putih.
Dominggus lalu merinci data jumlah Kopdeskel Merah Putih berbadan hukum di Papua Barat berdasarkan kabupaten.
Untuk kabupaten Fakfak, kata Dominggus, tidak ada Koperasi Kelurahan Merah Putih, yang ada hanya Koperasi Kampung Merah Putih sebanyak 69 atau 46,31 persen dari total kampung.
Kabupaten Kaimana, Koperasi Kelurahan Merah Putih ada 2 ditambah 3 Koperasi Kampung Merah Putih, sehingga total ada 5 koperasi atau 5,81 persen.
Kabupaten Manokwari, kata Dominggus, Koperasi Kelurahan Merah Putih ada 6 ditambah 73 Koperasi Kampung Merah Putih, sehingga total mencapai 79 koperasi yang berbadan hukum.
Selanjutnya, kabupaten Manokwari Selatan terdapat 21 Koperasi Kampung Merah Putih, sementara kelurahan tidak ada, sehingga total ada 21 koperasi atau 36,84 persen.
Kabupaten Pegunungan Arfak, koperasi kelurahan tidak ada, koperasi kampung sebanyak 16 atau 9,64 persen.
Kabupaten Teluk Bintuni, koperasi kelurahan ada 1, dan koperasi kampung sebanyak 57, sehingga total asa 58 koperasi atau 49,57 persen.
Terakhir, kabupaten Teluk Wondama, koperasi kelurahan tidak ada, koperasi kampung ada 13, sehingga total ada 13 Koperasi Kampung Merah Putih atau 17,11 persen.
Dengan banyaknya Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, Dominggus berharap dapat mengangkat dan mengelola semua potensi sumber daya alam dan komoditas unggulan yang ada di Papua Barat.
“Saya berharap melalui Kopdeskel Merah Putih, potensi sumber daya alam dan komoditas unggulan Papua Barat seperti kakao, kopi, pala, kelapa, kelapa sawit, perikanan, dan kerajinan rakyat dapat dikelola secara profesional, mandiri, dan berkelanjutan,” katanya. (SA01)